Organisasi
merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki tujuan bersama dan hasrat dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi maupun aktualisasi diri demi mewujudkan harapan
yang diinginkan. Di sebuah organisasi yang berukuran kecil dan besar tentunya
memiliki karyawan dari bermacam-macam karakteristik dari setiap individu dan
budaya, serta perilaku yang berbeda-beda akan menjadi sebuah keberagaman
tersendiri bagi suatu organisasi. Banyaknya keberagaman
ini menjadi tugas pihak manajemen dalam menyatukan setiap individu untuk saling
bekerja sama dalam mewujudkan tujuan yang telah direncanakan bersama, peroses
demi peroses dilakukan pihak manajemen memberikan terobosan kerja untuk
memotivasi karyawan mereka dalam memenuhi target dan berperilaku yang diharapkan yang sering disebut behavior organizational (BO). Di dalam
sebuah organisasi memiliki dua perilaku yang dapat meningkatkan kinerja organisasi
yaitu behavior organizational (BO)
dan Organizational citizenship behavior
(OCB), yang keduanya memiliki perbedaan makna dalam perilakunya seperti
yang dikatakan (Robbins: 2006) bahwa behavior organizational (BO) lebih
menekankan pada perilaku intra role (formal)
antara individu, kelompok dan organisasi yang merupakan kesatuan dalam
perilaku, struktur dan peroses, secara langsung berhubungan dengan
produktivitas dan sistem reward dan punish yang menyertainya, sedangkan Organizational citizenship behavior (OCB) lebih
menekankan pada perilaku extra role dari inisiatif individu dalam
organisasi, sifatnya konstruktif dan dihargai oleh organisasi, namun tidak
secara langung berhubungan dengan produktivitas individu dan tidak ada sistem reward dan punish yang menyertainya. Sehingga dengan adanya kombinasi perilaku
tersebut dapat meningkatkan kerja sama yang kuat dalam diri pegawai akan
membentuk suatu budaya organisasi dan iklim kerja yang baik terhadap sesama
kelompok kerja.